Senin, 02 November 2015

PUISI POLITIK

GUGURNYA DAUN MUDA
Masih seperti kemarin
Kami hanya sebuah daun kering
Terlepas dari pohon kehendak musim
Melayang menuju kejatuhan

Kami lenguh menangisi lirih
Kami terhempas batu cadas pongah
permukaan bumi
Kami hanya daun kering
Tak mampu mensyawarahkan nasib

Kami hanya menerima takdir
Dimaknakan tumbal pergantian musim
Tumpah ruah kolom-kolom statistik
Sekadar dicatat sebagai himpunan

Siapa layak dapat raskin berbau apek
Bantuan uang tunai serupa opium
Pelayanan kesehatan gratis penuh kepalsuan
Berdesak pengap angkutan umum

Kami masih tetap daun kering
Sekedar lembar ringkih daun kering
Bila dipahamkan sampah, kami musti siap
Lahir batin dibakar musnahkan panas api satpol pp
Kami kini disangatkan nasib terkapar
Sungkur di hamparan tanah


PENCERAHAN POLITIK

 

Politik adalah semua lembaga-lembaga negara yang terdapat di dalam konstitusi negara ( termasuk fungsi legislatif, eksekutif, dan yudikatif ). Dalam Penyusunan keputusan-keputusan kebijaksanaan diperlukan adanya kekuatan yang seimbang dan terjalinnya kerjasama yang baik antara suprastruktur dan infrastruktur politik sehingga memudahkan terwujudnya cita-cita dan tujuan-tujuan masyarakat/Negara. Indonesia adalah negara kesatuan berbentuk republik, dengan memakai system demokrasi, di mana kedaulatan berada di tangan rakyat oleh rakyat untuk rakyat. Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensil, di mana Presiden berkedudukan sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Sistem politik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan berbagai kegiatan dalam Negara Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan umum termasuk proses penentuan tujuan, upaya-upaya mewujudkan tujuan, pengambilan keputusan, seleksi dan penyusunan skala prioritasnya.
Tapi seperti yang kita ketahui saat ini kondisi politik di Indoneia sangatlah memprihatinkan, politik hanya dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu, untuk mecapai tujuan politiknya sendiri. Jauh dari kata yang katanya politik adalah sebagai alat pemersatu, sebagai alat komunikasi ke pemerintahan, sebagai peredah konflik dan lainnya. Politik justru sebagai sumber masalah bagi negara kita, bukan aturan, system dan ketentuan politik yang salah, tapi orang-orang didalamnya yang tidak berjalan sesuai aturan. Maksudnya kebanyakan politikus hanya mementingkan kepentingan politiknya sendiri bersifat munafik, penuh kebohongan, dan rakus. Sebagian besar orang beranggapan politik sangat menakutkan, tapi semenakutkan apapun itu kita sebagai warga negara juga harus paham tentang apa yang sedang dijalankan negara. Agar kita tidak mudah dibohongi oleh pemerintahan yang kinerja kerjanya menunjukkan kemenurunanya.Rasa Nasionalisme bangsa dan juga masyarakat sekarang ini semakin berkurang, negara lain sudah mulai mengembangkan teknologi, kita masih saja perang saudara yang mayoritas menindas miyoritas, yang kuat menindas yang lemah,yang kekuasaan tinggi menindas rakyat jelata. Apakah ini yang namanya Nasionalisme? Jaman Penjajahan, Rakyat Indonesia bersatu antar suku, bahasa, agama, ras untuk mengusir penjajah, tapi sekarang penjajah itu adalah kita sendiri.Peran penting sejarah dalam memahami sistem politik sangat berkaitan dengan faktor lingkungan. Perubahan lingkungan sebagai batas ruang lingkup sistem politik merupakan hasil bentukan budaya yang terdapat di dalam maupun di luar sistem.
Budaya sendiri merupakan peristiwa sejarah yang menggambarkan pola perilaku, cita rasa, yang dirasakan, ditanamkan, diwariskan, dari generasi satu ke generasi lainnya. Dengan demikian sangatlah naif apabila kita menganalisa sistem politik sekarang tanpa paham akar sejarahnya. Karena yang akan kita dapatkan hanyalah analisa sempit yang tidak dapat memberikan sumbangsih bagi kepentingan perbaikan sistem politik di masa depan. Apabila sistem berfungsi seperti tahapan yang digambarkan, kita akan mendapatkan “sistem politik stabil.” Sedangkan apabila sistem tidak berjalan sesuai tahapan, maka kita akan mendapatkan “sistem politik disfungsional. Seharusnya pemerintah harus membuat peraturan dan persyaratan yang lebih sulit bagi para kelompok yang ingin membuat partai politik dan para partai politik yang ingin ikut serta dalam pemilu sehingga nantinya biaya yang dikeluarkan dalam pemilu semakin sedikit dan rakyat Indonesia tidak susah dan bingung lagi memilih dalam pemilu, bila perlu kita contoh negara-negara maju. Misal, Amerika Serikat dengan hanya 2 partai politik negaranya masih tetap menjadi negara maju. Tetapi yang terakhir saya dengar peserta pemilu tahun 2014 yang baru ditetapkan oleh KPU sebanyak 12 partai politik, semoga jumlah tersebut tidak bertambah dan setiap periodenya terus berkurang. Rakyat pun harus lebih aktif dalam melakukan pengawasan terhadap para politisi. Dan berharap para elite politik bisa menampilkan wajah politik Indonesia yang bermartabat, bekebudayaan dan memiliki kesantunan.